Sulteng – Media Putra Bhayangkara (MPB) politik adalah cara menguatkan, mempersatukan, dan berjuang melunasi janji-janji kemerdekaan Republik Indonesia. Politik juga merupakan alat paling efektif untuk membuat sebuah perubahan dan kemajuan bagi Daerah, hal ini tentu saja tidak terlepas dari peran yang dilakukan oleh pemuda-pemudi Sulawesi Tengah. Saat mengambil bagian dari perubahan partisipasi mereka sangat dibutuhkan
“Sulteng butuh pemuda yang membuat perubahan di Daerah ini, dan tidak hanya menambahkan perubahan itu,” jelas SHAUQI MASKATI selaku Politisi PPP Kota Palu.
OKI sapaanya, saat ini banyak pemuda apatis terhadap politik di Sulteng, kepercayaan mereka juga berkurang kepada lembaga politik karena pudarnya Nasionalisme dan Profesionalisme yang ada pada tubuh birokrasi di di Daerah ini. Padahal kenyataanya, politik adalah hal yang tidak bisa lepas dari kehidupan masyarakat bebernya Rabu (8/11/2023)
Banyak yang beranggapan Dunia politik itu kotor. ganas, dan jauh dari kata baik nilai-nilai kebaikan yang dihasilkan dari politik kian memudar sehingga membuat kepercayaan masyarakat menurun. Di sinilah perpolitikan di Indonesia membutuhkan sosok yang dapat membuka gerbang kesempatan untuk golongan pemuda untuk berkarya, bersuara, dan berperan dalam perubahan di Indonesia ke arah yang lebih baik. Tandasnya
“Kalau dilihat secara saksama, susunan birokrasi dipenuhi oleh golongan tua dan minimnya peran pemuda disana. tidak akan ada pemuda yang muncul jika tidak diberi kesempatan. maka dari itu, mari kita sebagai pemuda ikut berperan dalam perpolitikan di daerah kita Sulawesi Tengah,” Imbuh OKi
Peran pemuda dalam partisipasi politik secara yuridis, sudah terpenuhi menurut penentuan batas minimum usia. Namun, hal ini belum cukup karena masih ada kemungkinan keterlibatan pemuda hanya difungsikan sebagai elite partai sebagai kendaraan politik. Pandangan-pandangan Politik pemuda akan diarahkan kepada hal Konvensional sehingga tidak akan maju, ini diperparah ketika munculnya fenomena kedinastian dalam tubuh partai Politik oleh karena itu, perlu perubahan paradigma berpikir terhadap partisipan politik, yang tidak hanya cukup dengan gagasan akan regenerasi secara semu,” Pungkasnya MPB. *Wahyu