JAKARTA – Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila Bambang Soesatyo mendukung rencana penyelenggaraan Musyawarah Nasional (Munas) III Satuan Siswa, Pelajar, dan Mahasiswa Pemuda Pancasila 2023 (SAPMA PP) pada 24-27 Agustus 2023 di Bandung, Jawa Barat. SAPMA PP adalah badan yang mempunyai tujuan untuk menghimpun kalangan siswa, pelajar dan mahasiswa yang dibentuk oleh Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Pemuda Pancasila (PP).
“Dengan terlaksananya Munas III SAPMA PP ini, saya berharap kader SAPMA PP menjadi tolak ukur Pemuda Indonesia yang baik, maju, serta siap untuk menjadi garda terdepan dalam menjaga pertahanan, kedaulatan, dan keamanan Bangsa Indonesia,” ujar Bamsoet usai menerima pengurus SAPMA PP, di Jakarta, Rabu (12/7/23).
Pengurus SAPMA PP yang hadir antara lain Ketua Umum Aulia Arief, Wakil Ketua Umum Rio F. Wilantara, Dimaz Soesatyo, Aditya P. Yando, dan Ivone Chirstianti, Kabid Peranan Wanita Mira Dallima, Kabid O.K Frans Pasaribu, Kabid Kaderisasi Paskah Sembiring, dan Bid. Olahraga Dion Maulana.
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini juga mengajak kader SAPMA PP untuk senantiasa berkontribusi dalam menguatkan pondasi kebangsaan sekaligus pembangunan karakter dan jati diri bangsa Indonesia agar semakin kokoh. Sehingga sumber daya manusia akan semakin kompeten, kapabel, berkarakter dan bermental luhur.
“Generasi muda bangsa dan Pancasila adalah dwitunggal yang tidak boleh dipisahkan. Pemuda adalah generator dan dinamisator pembangunan yang akan menentukan nasib bangsa di masa depan. Sementara, Pancasila adalah ideologi, pandangan hidup dan dasar negara yang akan menjadi rujukan dan panduan bagi generasi muda untuk mewujudkan tujuan dan cita-cita nasional sebagaimana diamanatkan konstitusi,” tandas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini mengingatkan, seiring cepatnya laju roda zaman dan lompatan kemajuan di berbagai bidang kehidupan yang dibungkus dalam bingkai modernitas, tantangan merawat dan menjaga Pancasila semakin nyata. Globalisasi dan perkembangan teknologi telah menawarkan produk-produk dan gaya hidup yang dikemas sedemikian rupa sehingga terlihat menarik, khususnya bagi generasi muda.
“Bila kita lalai dan abai, nilai-nilai asing tersebut pada akhirnya akan merongrong jati diri, tradisi dan budaya, moralitas serta warisan kearifan lokal bangsa. Nilai-nilai Pancasila hanya hadir di ruang utopia, sila-silanya menjadi hapalan di luar kepala, tetapi implementasinya tidak terasa nyata,” pungkas Bamsoet. (*)