Putrabhayangkara com II Karawang- Diduga ada kecurangan dan dinilai asal jadi dalam pelaksanaan pembangunan proyek normalisasi saluran air yang berlokasi didusun Lobang Rt 001 Rw 006 desa Sukajaya kecamatan Cilamaya Kulon kabupaten Karawang Jawa Barat.
Proyek normalisasi penurapan saluran air ini, terpantau oleh rekanan awak media yang sedang melakukan tugas sosial control jum’at 23/06/2023 banyak kejanggalan dalam pengerjaannya.
Pasalnya dimulai dari dasar pemasangan batu pondasi yang paling bawah tidak disesuaikan ukuran lebarnya dengan pasangan batu dibagian permukaan mungkin sengaja agar dapat mengurangi kebutuhan bahan-bahan material seperti batu, pasir dan semen untuk pembangunan. Jelas hal ini dapat
Mempengaruhi kualitas dan kuantitas daripada proyek dimaksud.
Menurut warga berinisial nama WW (46) seorang petani yang paham tentang tata cara pembangunan, mengatakan.
“Semestinya tata cara dalam tahapan awal pembangunan. Sebelum pemasangan / peletakan batu pondasi bawah seharusnya terlebih dahulu dilakukan penggalian tanah sedalam dan selebar ukuran yang telah ditentukan kemudian kisdam juga diperlukan sebagai alat pembendung agar pemasangan batu pondasi dapat dikerjakan secara maksimal.
“Bukan malah sebaliknya peletakan pasangan batu pondasi bawah hanya ditancapkan berdiri diatas tanah dan mepet nempel kepinggir tanah galengan sawah dalam tahapan tarikan benang pertama.
“Lantas dalam tahapan tarikan benang selanjutnya, batu ditempel diatas tanah galengan sawah agar pasangan batu dibawah tertutup dan seolah-olah pasangan batu pondasi bawah sama ukurannya dengan yang diatas / permukaan, padahal pasangan batu paling bawah itu tidak sesuai ukurannya dengan bagian pasangan batu diatas.
“Dilihat dari tata cara pembangunannya yang seperti ini.
Kami menduga, pemborong / pelaksana proyek normalisasi tidak melaksanakan pekerjaan sesuai dengan RAB yang telah ditetapkan.
“Bahkan seolah sengaja dalam pemasangan batu pondasi bawahpun, menempel disamping pinggir tanah galengan kemudian pasangan batu bagian permukaan ditempel diatas tanah galengan sawah agar penggunaan materialnya lebih irit, demi meraup keuntungan yang lebih besar tanpa memikirkan kualitas kekuatan bangunan. “Jelasnya.
“Parahnya lagi, kenapa proyek ini tidak ada mandor dan pengawas dari dinas terkait yang bertugas mengawasi progres dari hasil pembangunannya pantas papan nama proyek juga tidak ada, mungkin sengaja agar tidak diketahui berapa nilai anggarannya, sumber dananya darimana apa jenis kegiatannya berapa volume panjang,, tinggi dan juga lebarnya berapa lama waktu pekerjaannya dan juga nama CV maupun PT sebagai penyedia jasanya
“Imbuhnya.
Selanjutnya awak media coba bertanya kepada para kuli, terkait progres penurapan saluran tersebut, Para Kuli yang minta untuk tidak disebutkan namanya menjawab.
“Kami disuruh bekerjanya seperti ini ya mau gimana lagi, kalau kami tidak nurut siapa yang mau bayar, kami butuh pekerjaan pak untuk menapkahi anak istri. “jawabnya
Ketika ditanya siapa pengawas dari dinasnya, siapa pemborong dan juga mandornya, mereka hanya menjawab “Kami tidak tahu pak. “ujarnya.
Sampai berita ini diterbitkan pengawas dari dinas terkait dan pemborong serta pelaksana proyek dimaksud belum bisa ditemui dan dikonfirmasi. (Gunawan)